Implementasi Psikologi Sosial dalam Mengembangkan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita

Jumat, 03 Juli 2009


Pada hakikatnya tujuan pendidikan anak tunagrahita adalah mengembangkan interes sosial (social interest) yang ada pada siswa secara optimal.interes sosial ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, guru(pembimbing) seyogyanya menyusun proram bimbingan atau program latihan secara sistematis dan melaksanakannyasesuai dengan program yang telah dibuat. Dreikurs (Corey, 1991) mengemukakan empat komponen yang seyogyanya diperhatikan dalam menyusun program bimbingan, yaitu:

1) Tujuan

Mengembangkan minat sosial siswa(mau memberi dan menerima orang lain).

2) Kebutuhan siswa

Peneriman kasih sayan, perhatian, rasa aman, menerima pengakuan orang lain, dorongan untuk semakin mandiri, menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya, membina persahabatan dengan teman sejenis dan lain jenisl serta memilki cita-cita yang pantas untuk di kejar.

3) Tugas perkembangan yang dihadapi siswa (Perilaku Adaptif)

Mengembangkan keterampilan-keterampialan sensorimotor, membina dan mengurus diri, mengembangkan keterampilan dasr membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan komunikasi dan berbahasa, mengembangkan ketempilan bersosialisasi, kesadaran moral, tanggung jawab, melepaskan emsi yang tidak diharapkan, serta mengembangkan keterampilan-ketermpilan kejuruan.

4) Pengumpulan data, Contoh: Program bimbingan untuk anak tunagrahita

a. Pengumpulan data melalui asesmen

b. Pemberian informasi dengan penekanan pada re-edukasi melalui: memberikan semangat dan menstimulasi keberanian, membantu siswa untuk membangun rasa percaya diri, meningkatkan kemauan untuk berbuat sesuatu yang konsisten.

c. Konsultasi, terutama antar guru (pembimbing) dan orang tua siswa.

Adapun prisedur pelaksanaan bimbigan yang dilakukan, Adler membangunnya berdasarkanempat fase (Corey,1991), yaitu:

    1. Mencipatakan hubungan baik antara guru dan siswa

Pengembangan minat sosial pada siswa akan terjadi secara efektif dalam interaksi dan transaksi yang sehat antara siswa dengan pembimbingnya. Interaksi yang diharapkan adalh interaksi yang didasai oleh rasa peduli, keter;ibatan dan persahabatan yang mendalam, sehingga siswa memandang pembingbing sebagai seorang sahabat yang mau di mintai bantuan bila di butuhkan, dan sebagai tempat bertanya. Selama fase ini, hubungan dilakukan dengan jalan mendengarkan, memberi tanggapan, menunjukkan silap hormat terhadap kemampuan yang dimiliki siswa, mendrong semangat dan menstimulasi keberaniannya.

    1. Mengindetifikasi dinamika siswa

a. Pada fase ini dilakukan dengan: pembimbing mengumpulkan informasi dalam rangka mengindetifikasi dinamika siswa. Hal ini dapat di lakukan melalui wawancara, observasi terhadap siswa dan keluarga terdekatnya seperti: orangtua, kakak, adik atau orang lain yang tinggalbersama.

b. Informasi yang dikumpulkan meliputu: gaya hidup siswa, tujuan hidup, serta faktor0faktor yang mempengaruhi perilaku siswa, kemampuan belajar saat ini kehidupan sosial siswa pada masa-masa dini, perilaku siswa dalam interaksinya(keluargadansekolah),terutama perilaku-perilaku yang ganjil.

c. Guru menganalisis dan menginterpensi data, sehingga dapat di temukan perasaan-perasaan infeoritas siswa dan usaha-usaha untuk menutupi perasaan tersebut dalam bentuk kompensai.

    1. Membangun semangat pengemabangan rasa menahan diri

Adler meyakini bahwa pematahan semangat adalah kondisi dasar yang mencegah berfunsinya seseorang. Sedangkan pembangkit semangat merupakan penangkalnya (Corey, 1991). Melalui fase ini siswa di gelitik untuk mengakui bahwa mereka memiliki kekuatan untuk memilih, untuk berbuat sesuatu dengan orang lain.

4. Menbantu siswa menentuakan pilihan-pilihan baru (Re-oriemtasi dan Re-edukasi).

Melakukan Re-oriemtasi dan Re-edukasiuu merupakan sasran utama dalam bimbingan. Tujuannya adalah agar siswa dapat didup di tengaha-tengah masyrakat yang mau memberi dan menerima orang lain. Oleh karena itu proses bimbingan berfokus pada penyediaan informasi, membimbing melatih siswa dengan memawarkan dorongan semangat kepada siswa.

Fase ni diarahkan pada perluasan minat sosial siswa, membantu siswa dalam mengatasi rasa rendah dirinya.

Hal pennting lain adalah memodifikasi pandangan siswa dengan mengubah hidup yang salah, melatih sisw dalm pemberian sumbangan yang lebih besar dalm hubungan antar persoanal, serta membant siswa sehingga mampu bergrak maju ke arah yang nyata.

Fase-fase tersebut tidaklah linier dan tidak bergerak maju dengan langkah-langkah yang kaku, melainkan merupakan suatu jalinan benabg yang nantinya akan membentuk sehelai kain.

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP