Perilaku Adaptif
Jumat, 03 Juli 2009
Definisi perilaku adaptif menururut beberapa para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Menurut KELLY (1978)-Patton (1986)- Reynolds (19887) adalah: The efectiveness & degree to which an individual meets standards of self sufficiency & responsibility for his or her age- related cultural group ( Perilaku adaptif merupakan kematangan diri dan sosial seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari-hari sesuai dengan keadaan umur dan berkaitan dengan budaya kelompok).
2. Menurut MEYERS, NIHIRA, ZETLIN (1979) adalah adaptive behavior at the very legt refers to a subject's typically exhhibited competenciens in adjustment to the culture as expected for hi/her age level, in or out of school. To be adaptive in behavior presupposes that one possesses the potential to be adaptive, but the degree and quality of actual adaptive behavior are not idential with potential.
3. AAMD (1983) Adalah " The effectiveness or degree with which an individual meets standards of personal independence expected for age & cultural group" ( Keefektipan/tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi norma kebebasan pribadi sesuai dengan umur dan budaya kelompoknya.
Menurut AAMD (the American Association on Mental Deficiency) yang dikembangkan Heber (1959, 1961) yang direfisi oleh Grossman (1973, 1977, 1983), ada dua parameter dasar ketunagrahitaan, yaitu:
1. kecerdasaan di bawah rata-rata
2. gangguan tingkah laku adaptif
AAMD mengindikasikan bahwa masalah pada tingkah laku adaptif dapat dihasilkan dan dihubungkan dengan kecerdasan yang kurang. Hambatan utama tunagrahita yaitu:
1. skor intelligence quotient sebagai indicator fungsi intelektualya berada pada dua standar di bawah rata-rata normal >70 ke bawah.
2. hambatan perilaku non adaptif
3. terjadi selama perkembangan.
4. AAMR (1992) Adalah "adaptive beharvior, specifically, are the behavioral skills that are demonstrated in response to envirinmental demands" (AAMR,1992;Widaman & McGrew, 1996; dalam Smith, et.al.,2002:95)
Konsep perilaku adaptif atau adaptive behavior :
a. perilaku adaptif berfokus pada perilaku sehari-hari
b. Pemenuhan harapan masyarakat dan lingkungan dimana yang bersangkutan tinggal
c. Kemampuan mengatasi secara efektif keadaan yang tengah terjadi dalam masyarakat lingkungannya atau menyesuaikan diri.
Konsep kemampuan sosial tingkah laku adaptif dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menguasai tuntutan sosial dilingkungan mereka. salah satu karakteristik ketunagrahitaan adalah mengalami hambatan dalam perilaku adaptif. perilaku adaptif menjadi penting adanya ketika diperkenalkan kepada anak-anak tunagrahita yang sangat berbeda, baik dalam hal menolong dan mengurus diri sendiri maupun dalam hal keterampilan sosial. Diantara anak-anak tersebut, ada yang tidak atau kurang memiliki kemampuan dalam memenuhi tuntutan akademik disekolah, akan tetapi mereka cukup baik dalam kontak sosial disekolah maupun diluar sekolah, sehingga mereka mendapatkan julukan "the six-hour retarded child". Pada dasarnya mereka tidak tunagrahita, mereka adalah anak-anak yang miskin secara akademik namun secara sosial mereka masih mampu mengadakan peyesuaian. pada kenyataannya, ketika mereka meninggalkan sekolah, mereka mampu memperoleh pekerjaanl, bisa menikah dan mempunyai anak, dengan penghidupan yang cukup tanpa membutuhkan bantuan secara khusus. Tentu saja, bagi mereka yang mengalami kasulitan terutama yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan dan pekerjaan, mereka sangat memerlukan pendidikan dan dukungan-dukungan secara khusus dalam membekali keterampilan-keterampilan hidupnya.
Sebagai mana pada intelegensi, disana terdapat suatu implikasi sosial yang secara signifikan berhubungan denga adaprtive beharvior. Grossman (AAMD, 1983) mengemukakan bahwa hambatan dalam perilaku adaptif didefinisikan sebagai keterbatasan-keterbatasan yang secara signifikan dalam ketidak efektifan individu untuk menemukan standar kematangan, belajara, pribadi yang mandiri, dan atau tanggungjawab yang diharapkan pada tingkat seusianya, serta kelompok budaya tertentu yang ditentukan oleh asesmen klinis dan umumnya menggunakan skala penilaian yang terstandar. Ini berarti bahwa ketidakmampuan dalam penyesuaian (Maladative) mengimplikasikan seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dikehendaki masyarakat.
Untuk mengukur perilaku adaptif digunakan skala penilaian perilaku adaptif. Salah satu contoh alat pengukuran perilaku adaptif, yaitu adaptive behavior scale yang disingkat ABS. ABS ini dipersiapkan oleh AAMD dan digunakan untuk mengakses perilaku adaptif anak-anak usia 3-6 tahun(ASHMAN, 1994;445). Bidang-bidang perilaku adaftif yang di ases meliputi dua bagian, yaitu:
- Personal indenpendence dan dailiy living
Meliputi fungsi kemandiriaan yang mencakup makan, menggunakan toilet, keberhasilan, penampilan, memelihara pakaian, berpakaian dan pemeliharaannya, berpergian, serta fungsi kemandirian umum lainya.
Perkembangan fisik mencakup perkembangan sensori dan perkembangan motorik, aktivitas ekonomi yang mencakup penggunaan dan pengelolaan uang, dan berbelanja, perkembangan bahasa, misalnya ekpresi dan percakapan, aktivitas pre-vocational, self-direction, tanggung jawab dan sosialisasi.
- Personality dan behavior disorders
Meliputi fungsi: aggressivenes, antisocial v. Social behavior, mannerisms, dan interpersonal manners.
Asesmen perilaku adaptif ini merupakan salah satu dasar kegiatan dalam upaya membina dan mengembangkan perilaku adaptif pada anak tunagrahita, khususnya dalam menggunakan pendekatan psikologi sosial.
Pada tahun 1981 mengalami revisi dan dan menghasilkan ABS-SE(Adaptive Behavior scale School Edition), yang terdiri dari 2 bagian:
1. Mengevaluasi ketermpilan individu pada perilaku adaptif yang berhubungan dengan personal & community self-suficiency& personal social responsibility (tanggung jawab pribsdi dan sosial).
2. Mengukur tipe perilku maladaptif yang berhubungan dengan penyesuaian diri dan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar